Hujan, Nikmat Yang Tetap Membawa Selamat


Oleh Teuku Hendri Saifullah 

Sore hari yang panas, membuat tubuh mengeluarkan keringat dan berharap datangnya angin yang membawa udara dingin guna menghilangkan cuaca panas. 

Sembari menggendong si kecil Harun yang rewel karena kepanasan. Sehingga penulis mengajaknya jalan-jalan kebelakang rumah, tepatnya rumah saudara penulis yang sedang ada hajatan tunangan.

Dibelakang rumah tersebut banyak tumbuh pepohonan seperti seperti pohon kelapa, pohon mangga, pohon pinang sehingga dapat berteduh dari panasnya cahaya matahari dan merasakan dinginnya hembusan angin.

Benar saja. Ternyata berselang beberapa saat angin datang berhembus dengan sepoi-sepoi membuat adek Harun(anak bungsu penulis yang masih berumur 3 bulan) tersenyum dan berceloteh gembira karena merasa adem. Namun angin ini juga membawa awan yang tebal dan hitam. Hal ini tampak ketika penulis melihat keatas langit disela sela dedaunan pohon kelapa. Ini pertanda akan turun hujan. 

Tanpa tunggu lama berselang 30 menit cuaca berubah dari sebelumnya panas menjadi mendung dan keadaan agak gelap lantaran sinar matahari sudah ditutup oleh awan hitam. Tak lama kemudian hujan turun rintik rintik dan diikuti dengan hujan lebat. Sehingga saya dan si kecil Harun segera masuk kerumah untuk berlindung.

Jika kita perhatikan bahwa air hujan tidak akan turun tanpa ada pertanda sebelumnya. Allah maha penyayang kepada HambaNya. Dalam turunnya hujan ada 2 hal yang ingin penulis sampaikan yaitu:


1. Hujan Sebagai Bukti Maha Kuasa dan Maha Sayangnya Allah

Banyak diantara kita yang mengeluh dengan cuaca panas. Setiap manusia bahkan hewanpun semuanya berlindung di bawah pohon atau mencari tempat dingin. Jika sedang merasakan panasnya cahaya matahari. Terkadang juga ada daerah yang telah lama tidak turun hujan mereka melakukan shalat istisqa yaitu shalat minta hujan. Semua itu dilakukan karena ketidakberdayaan dan kelemahan manusia dalam menghadapi kemahakuasaan Allah.

Air Hujan yang Allah turunkan adalah bentuk kemahakuasaan Allah dan tidak ada sama sekali campur tangan dari kekuatan dan kehebatan manusia. Jika manusia melakukan shalat istisqa itupun hanya berbentuk doa umat Islam supaya Allah dengan sifatNya yang maha penyayang segera menurunkan hujan kepada hambaNya. Maka. Sudah seharusnya jika turun hujan. Kita membaca doa

Allahumma Sayyiban Nafi'an"

[Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat]. HR. Bukhari, Ahmad dan Nasa'i).

Allah juga telah mengatakan sendiri bahwa turunnya hujan ini adalah atas kehendakNya Serta Allah menantang siapa saja yang merasa sanggup menyaingiNya dalam proses turunnyanya hujan. Firman Allah

"Pernahkan kamu memperhatikan air yang kamu minum?"

"Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan?" (QS. Al-Waqiah: 68-69)

Tak pantas rasanya jika masih ada seorang muslim yang mengeluh dengan turunnya hujan. Banyak celoteh yang mengatakan "hari ini cuaca kurang bersahabat, kenapa ya hujan terus, banyak pekerjaan terbengkalai" dan ucapan lainnnya. 

Manusia pada prinsipnya memang ingin agar semua pemberian Allah adalah sesuai dengan keinginannya dan merasa kecewa jika sesuatu yang terjadi tidak sesuai keinginannya itu tanpa ia mengetahui ada makhluk Allah yang lain yang juga membutuhkannya seperti tumbuhan, hewan dan berbagai macam makhluk Allah lainnya semua akan tumbuh jika mendapatkan air. 

Maka mulai sekarang marilah kita jadikan peristiwa turunnya hujan sebagai saat yang tepat agar kita tetap memuji Allah atas berbagai nikmat yang telah kita terima termasuk nikmat air hujan. 


2. Hujan sebagai Barometer Bagus Tidaknya Pengelolaan Airan Air 

Tak bisa kita pungkiri banyak terjadinya bencana banjir atau longsor adalah karena ulah tangan manusia. Sebagaimana firman Allah:

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (dampak) perbuatan mereka. Semoga mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Surat Ar-Rum ayat 41).

Air hujan yang turun akan memberikan bukti bagi kita bahwa aliran sungai yang seharusnya tempat mengalirnya air hujan dari hulu hingga hilir dan dengan cepat menuju lautan sehingga tidak akan terjadinya banjir, ini samua bisa terjadi jika sungai tersebut tidak tersumbat dengan sampai ataupun yang lainnya. 

Begitu juga gunung yang seharusnya menyimpan air hujan melalui akar pepohonan akan menjadi longsong jika pepohonan tersebut dipotong oleh manusia sehingga menyebabkan erosi yang ujungnya akan menjadi musibah bagi masyarakat yang berada di sekitarnya.

Oleh karenanya mari bersama kita perhatikan agar setiap tempat aliran air seperti parit, atau gorong-gorong yang berada disekitar rumah kita dalam keadaan bersih dan tidak membuang sampah sembarangan. 

Kedua hal yang telah penulis jelaskan diatas cukuplah menjadi dasar kepada kita bahwa air hujan yang Allah turunkan senantiasa memberikan nikmat kepada hambaNya, akan tetapi yang menjadi tugas kita adalah bagaimana agar nikmat Allah tersebut tidak menjadi musibah dan tetap membawa keselamatan bagi kita semua. Sehingga mari jadikan Hujan tetal menjadi nikmat dan tetap  membawa selamat. 

Alue Rambot, 14 Desember 2021

Comments

Popular posts from this blog

Mendidik Anak agar suka Bersedekah

SISWA SDIT MUHAMMADIYAH MANGGENG-ABDYA PEDULI JANDA DHUAFA 3 ANAK

Bergelut Dengan Nafsu